Risalah Balasan
Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 37 ~ Penjelasan
jì
|
huò
|
fēi
|
yì
|
ér
|
dòng
|
|
bèi
|
lǐ
|
ér
|
xíng
|
|
茍
|
或
|
非
|
義
|
而
|
動
|
,
|
背
|
理
|
而
|
行
|
。
|
Bila ada manusia yang
melawan kebenaran dan timbul niat jahat; bertentangan dengan hati nurani dan
melakukan kejahatan.
Analisa :
Dari bagian ini Dewa
Taishang mulai mengemukakan perumpamaan tentang perbuatan jahat mendatangkan
musibah.
Orang jaman dulu berkata
bahwa tabiat manusia itu ibarat air, harus menggunakan tata krama dan peraturan
sebagai penahan atau pembatasnya, andaikata penahan atau pembatas tersebut
terbuat dari bambu sehingga tidak kuat menahannya, pada akhirnya pasti ambruk, maka
air akan menerjang ke mana-mana, banjir berubah menjadi musibah.
Tabiat manusia jika tidak
diikat dengan erat dan dikendalikan, maka ini pasti tiada lagi rasa takut untuk
berbuat jahat, melanggar hukum dan peraturan sehingga dunia diliputi oleh
kekacauan besar!
Jadi untuk menghapus kekotoran
batin (klesa) dan nafsu indria, menghentikan khayalan, berhenti berbuat jahat,
menghentikan tindakan asusila, maka harus menjaga agar setiap saat tidak boleh
melupakan hukum, peraturan dan tata krama.
Juga berkata bahwa kuda
yang baik akan menerjang ke arah depan dan tidak berani sesuka hati berlari ke
sembarang arah, alasan utamanya adalah dikarenakan ada cemeti yang sedang
mengendalikannya!
Meskipun orang jahat itu
bersikap kasar dan tidak menuruti aturan, namun juga tidak berani terlampau tak
terkendali tanpa mengenal rasa takut sama sekali, ini dikarenakan adanya ikatan
berupa hukuman dan sanksi bagi pelanggarnya!
Sedangkan kesadaran (vijnana)
kita, tidak berani sembarangan timbul niat pikiran, ini dikarenakan di dalam
hati kita telah memiliki ketrampilan untuk melakukan introspeksi diri; maka itu
di dalam hati seseorang, jika telah kehilangan kemampuan untuk melakukan introspeksi
diri, akan seperti kuda yang telah kehilangan kendali, orang jahat yang telah
kehilangan rasa takut akan hukuman atau sanksi, lantas bagaimana cara untuk
menghapus nafsu keinginan dan khayalan yang ada di lubuk hati?
集福消災之道
(三十七)
茍或非義而動,背理而行。
【解釋】
如果有人違反道義而動了惡念;違背天理而做了惡事。
【分析】
從這一節到「死亦及之」,是太上列舉作惡召禍的細目;這兩句話是作惡的總綱領,也是做惡之人的起頭,和前面所說的「是道則進」兩句,正好相反。
古人說:「人的性情就像水一樣,要用規矩禮法來作為隄防;隄防若是築的不夠堅固,最後必定崩潰,水就會到處的奔騰流竄,泛濫成災了。人的性情,若是不加以約束控制的話,則必定會肆無忌憚,違法亂紀,天下大亂啊!所以要去除煩惱情欲,止息妄心,禁止做惡,停止邪行,就得要一刻也不可以忘記禮法規矩啊!」又說:「駿馬向前奔騰,而不敢隨意的亂跑,主要的是因為有繩在控制它啊!小人雖然蠻橫不講道理,而又不敢過分的放縱肆無忌憚,就是因為有刑罰法律的制裁和約束啊!而我們的意識,不敢隨便的起心動念到處攀緣,就是因為心中有了覺照的功夫;所以一個人的內心,若是沒有了覺照的能力,就像駿馬沒有了繩的控制,小人沒有了刑法的嚇阻一樣;那將如何能夠斷除內心的貪慾,對治心中的妄想呢?」
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷二)