Risalah Balasan
Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 46 ~ Cerita
Cerita 1 :
Xue Fu merupakan pengacara yang suka membela orang
bersalah dengan memutarbalikkan fakta; dia mampu membalikkan sesuatu yang tidak
benar menjadi beralasan, dengan mata pencaharian ini dia meraup keuntungan
besar. Kemudian dia merasa hatinya tidak tenteram lalu mendirikan altar dan
bersembahyang memohon pengampunan dari Langit.
Setelah Pendeta Tao selesai melakukan ritual, lalu
menyampaikan pesan kepada Xue Fu : “Kaisar Giok menurunkan titah bahwa rumah
kediaman Xue Fu akan diurus oleh Dewa Api, sedangkan Xue Fu sendiri akan diurus
oleh Dewa Air”.
Akhirnya rumah kediaman Xue Fu dilalap api dan Xue
Fu sendiri mati tenggelam.
Cerita 2 :
Pada masa Lima Dinasti, pejabat Negeri Min yang
bernama Xue Wen-jie dan Wu Ying dikarenakan salah paham sehingga mereka
bermusuhan. Kaisar Min kemudian mengundang dukun untuk melihat keadaan di dalam
istana apakah memang ada gangguan dari makhluk halus?
Xue Wen-jie mengambil kesempatan untuk terlebih
dulu memberitahu Wu Ying : “Kaisar menaruh curiga pada tingginya jabatanmu dan
besarnya kekuasaanmu, pada waktu begini sebaiknya anda berpura-pura jatuh sakit
dan minta cuti lalu pulang ke kampung halaman untuk istirahat; andaikata kaisar
mengirim utusan untuk menanyakan kabarmu, anda harus berpura-pura sakit kepala
untuk menjawab pertanyaan utusan kaisar. Saya akan mewakilimu bermulut manis di
hadapan kaisar. Setelah mendengar ucapan Xue Wen-jie, Wu Ying akhirnya
menyetujui usulannya.
Xue Wen-jie memberitahu dukun : “Wu Ying ingin
memberontak, Kaisar Giok (Kaisar Langit) menggunakan paku tembaga dan memakunya
tepat di dalam otak Wu Ying, maka itu dia menderita sakit kepala!”
Kaisar mengirim utusan untuk memeriksa persoalan ini
apakah memang benar atau palsu? Kondisi Wu Ying serupa dengan yang dilaporkan
oleh utusan kaisar, dirinya menderita penyakit sakit kepala. Maka itu kaisar
mengirim orang untuk menghabisi nyawa Wu Ying.
Wu Ying tewas karena jebakan dan dicelakai Xue
Wen-jie, rakyat merasa amat sakit hati. Ketika Kaisar Min menurunkan titah
untuk mengerahkan pasukan prajurit melawan invasi dari Negeri Wu, namun pasukan
prajurit tidak sudi bergerak, mereka meminta agar kaisar bersedia menyerahkan Xue
Wen-jie kepada militer.
Kaisar tidak memiliki pilihan lain, akhirnya
meminta pengawalnya mengikat Xue Wen-jie dan menyerahkannya kepada pihak
militer; tubuh Xue Wen-jie segera dipotong-potong oleh pasukan prajurit dengan
pisau, hanya dalam waktu sekejab jasad Xue Wen-jie sudah habis dipotong.
Cerita 3 :
Pejabat Dinasti Song yang bernama Zhao Ting-chen, adalah
orang yang suka menggunakan cara licik dan tipuan. Pada saat itu dia sedang
mengadakan perundingan damai dengan etnis Dongrong yang berada di luar
perbatasan, di dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa etnis Dongrong akan
menyerah dan berdamai pada pihak kekaisaran.
Tetapi kemudian etnis Dongrong yang sudah bersiap
untuk menyerahkan diri malah dibuat mabuk oleh Zhao Ting-chen lalu membunuh
mereka semuanya. Zhao Ting-chen bahkan menyebarkan fitnahan bahwa etnis
Dongrong yang ingin mengingkari janji dan memberontak, lalu menutupi peristiwa
tersebut dan merekayasanya seolah-oleh dialah orang yang paling berjasa.
Oleh karena itu Zhao Ting-chen dinaikkan pangkatnya
oleh istana kekaisaran. Kemudian Zhao Ting-chen bermimpi roh gentayangan etnis
Dongrong yang dibunuhnya datang mencarinya : “Saya datang untuk membalas dendam
pada tipuan dan jebakan anda pada etnis Dongrong!”
Tidak lama kemudian Zhao Ting-chen dikaruniai
seorang putra, dalam usia yang masih belia sudah berhasil lulus ujian negara
dan mendapat gelar sarjana lalu menjadi pejabat, tetapi kemudian putranya ini
malah tiba-tiba berkhianat dan melakukan perbuatan yang melawan hukum; Zhao
Ting-chen dan istrinya akhirnya harus ikut terlibat menanggung hukuman akibat
perbuatan putranya, dibuang ke pengasingan lalu dibunuh oleh etnis Dongrong.
Cerita 4 :
Pejabat licik Dinasti Song yang bernama Ding Wei
selama berinteraksi dengan orang lain tidak pernah mengucapkan perkataan yang
jujur, malah masih berkata : “Hati manusia kalau jujur dan lugu, maka segala
urusan takkan bisa berhasil dilakukan! Malah hanya akan ditindas oleh orang
lain saja!”
Ding Wei yang memiliki niat sedemikian, pantas
orang lain tidak bisa menebak isi hatinya. Pada waktu itu masyarakat
menempatkan Ding Wei sebagai salah satu dari Lima Setan. Jujur saja, prilaku
Ding Wei yang suka berpura-pura, menuduh, menipu dan memakai kedok, lebih lihai
dari setan, tentu saja balasan yang diterimanya tidak ada yang berani
membayangkannya.
集福消災之道
(四十六)
虛誣詐偽。
故事一:
薛敷這個人,專門替人家虛構捏造狀詞打官司;他能夠把無理的說成了有理,就用這種的技倆賺錢致富。後來他感到心裡不安,就設了醮壇,向上天懺悔謝罪。道士作法之後,伏壇而起,說道:「玉皇大帝批示下來,薛敷的家宅,交付給火神處置,薛敷本人,則交付給水神處置。」後來薛敷的家,果然被大火燒光了,而他本人,則是墮水淹死。
故事二:
五代的時候,閩國的官員薛文傑和吳英兩人之間,發生了誤會衝突,閩王鏻這個時候,正派了巫師到宮中查看有沒有鬧鬼?薛文傑就乘機先跟吳英說:「皇帝懷疑你位高權重,你這個時候應該要稱病請假在家休養;倘若皇帝派使者來慰問你,你應該假裝頭疼來回答使者。我可以替你在皇帝面前美言幾句;吳英聽了之後,也就答應這麼做。薛文傑就告訴巫師說:「吳英想要叛變,玉皇大帝就用銅釘,釘在吳英的腦袋裡,所以他才會有頭疼的毛病啊!」皇帝就派了使臣去查驗這件事情,到底是真的,還是假的?吳英果然就向使臣說,自己患了頭疼的毛病。於是閩帝就派人把吳英殺了。吳英被薛文傑誣陷而死,老百姓都感到非常的痛恨。剛好閩帝下令發兵去抵抗吳國的入侵,然而軍隊卻不肯前進,聲稱一定要得到薛文傑才肯進軍;閩帝不得已,就把薛文傑綁起來,戴上了枷鎖,送到軍中;薛文傑立刻就被軍隊的官兵,用刀把他身上的肉,在傾刻之間全都割完了。
」
故事三:
宋朝的官員趙廷臣,使用詐騙的手段,和當時嶺外的邊疆民族洞戎,約定好向朝廷投降,然後就把準備投降的洞戎人灌醉之後,全都殺了;而且還揚言洞戎人要造反叛變,並且將這件事情的平息,搶作是自己的功勞。趙廷臣因此而被朝廷大力的拔擢,升到了顯赫的官位。後來夢到被他殺死的洞戎人向他說:「我是來報答你對我們洞戎人所用的詐術啊!」於是過沒多久,趙廷臣生下一個兒子,年紀很輕,就考中功名做了官;然而這個兒子,忽然莫名奇妙的就發狂叛逆,犯了國法;趙廷臣和他的妻子,因而受到兒子的牽連,被朝廷治罪,流放到嶺外,結果就被洞戎人殺害。
故事四:
宋朝的奸臣丁謂,與人交往,從來都不說真話;並且還說:「人的心若是真誠樸實的話,那麼就什麼事情都做不成了啊!只是徒然受到別人的欺侮而已!」丁謂如此的存心,難怪別人都不知道,他的心在打些什麼主意,令人無法測知;當時天下的人,都把丁謂看作是五鬼。說實在的,丁謂的虛誣詐偽,比鬼還要厲害;當然他的下場,也就不堪聞問了。
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷二)