Risalah Balasan
Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 17 ~ Cerita
jī
|
dé
|
lèi
|
gōng
|
|
積
|
德
|
累
|
功
|
。
|
Cerita 1 :
Zixu Yuanjun bercerita : “Pada jaman
dahulu kala ada seorang yang bernama Tuan Fu, sejak kecil suka mempelajari
Ajaran Tao, lalu menetap di rumah batu di Gunung Jiao.Tiga tahun kemudian
tiba-tiba dia bertemu dengan Pendeta Tao Tai Ji yang memberinya bor yang
terbuat dari kayu, menyuruhnya dengan menggunakan bor kayu tersebut untuk
melubangi sebuah batu yang sangat besar. Bahkan memperingatkan dirinya : “Jika
anda berhasil melubangi batu besar tersebut dengan bor kayu ini, maka saya akan
datang menyelamatkan dirimu”.
Tuan Fu segera mengerahkan segenap
kemampuannya untuk mengebor batu tersebut, dia terus berusaha hingga telah
memakan waktu 47 tahun lamanya, mendadak batu besar tersebut jadi berlubang,
dan ternyata benar Pendeta Tao Tai Ji segera datang menyelamatkannya.”
Patut diketahui bahwa menimbun jasa dan
memupuk kebajikan bukan terletak pada usaha mengebor batu, namun hanya meminjam
perumpamaan ini sebagai penjelasan; manusia hanya ditakutkan tidak mau
melakukannya saja, atau berhenti di tengah jalan! Maka itu pepatah mengatakan “Insan yang
memiliki kemauan pasti akan berhasil”. Kisah Tuan Fu melubangi batu dengan bor
kayu merupakan bukti yang amat jelas!
Cerita 2 :
Pada masa Dinasti Song di Zhenjiang ada
seorang gubernur yang bernama Ge Fan, setiap hari dia akan melakukan beberapa
butir kebajikan, selama 40 tahun tak pernah terputus; ada orang yang bertanya
padanya, maka Ge Fan akan menjawab : “Saya sama sekali tidak memiliki cara yang
istimewa, hanya saja setiap hari saya akan melakukan satu atau dua butir hal
yang dapat membawa manfaat bagi insan lain”. Maka itu dia menunjuk ke arah alas
kaki kayu yang ada pada bangku sambil berkata : “Andaikata alas kaki kayu ini diletakkan
pada lantai yang tidak rata, maka akan melukai kaki orang, maka itu saya
meletakkannya dengan benar; ketika melihat orang lain kehausan, saya akan
menuangkan segelas air untuknya, semua ini merupakan hal yang memberi manfaat
bagi insan lain! Dari perdana menteri hingga pengemis juga dapat melakukannya,
tetapi harus mempertahankannya buat selamanya, melakukannya untuk jangka
panjang, barulah dapat memperoleh manfaat yang sesungguhnya”.
Cerita 3 :
Jiao Gong adalah penduduk Dongjing,
oleh karena keluarga Jiao selama tiga generasi berturut-turut merupakan putra
yang bukan terlahir dari istri pertama, maka itu dia pergi berdagang ke
mana-mana, juga ke berbagai pelosok mencari orang pintar untuk menanyakan pada
mereka tentang sebab akibat dari kondisi keluarganya.
Kemudian dia bertemu dengan seorang
Bhiksu tua, Bhiksu senior ini berkata padanya : “Penyebab dari tidak mempunyai
putra ada tiga jenis. Yang pertama adalah baik leluhur maupun diri sendiri
tidak menimbun jasa dan memupuk kebajikan. Yang kedua adalah usia dan nasib
dari pasangan suami istri, dikhawatirkan ada melanggar larangan. Yang ketiga
adalah diri sendiri tidak memelihara semangat, istri atau selir memiliki
penyakit kelainan darah”.
Jiao Gong berkata lagi : “Dengan menimbun
jasa dan memupuk kebajikan, nasib suami istri dapat diperbaiki; tetapi
bagaimana dengan penyakit kelainan darah, adakah cara untuk menyembuhkannya?”
Bhiksu tua menjawab : “Ini tidak sulit,
yang penting anda terlebih dulu menimbun jasa dan memupuk kebajikan, kemudian menyeimbangkan
kesehatan tubuh, tiga tahun lagi datanglah ke Gunung Wutai, saya akan
menurunkan caranya kepadamu”.
Sejak itu Jiao Gong setiap saat selalu
memberikan orang lain kemudahan dan keleluasaan, melakukan berbagai kebajikan
tersembunyi, dengan demikian menimbun jasa dan memupuk kebajikan hingga tiga
tahun berlalu, lalu mendatangi Gunung Wutai untuk mengunjungi Bhiksu tua
tersebut.
Tetapi Bhiksu tua itu tidak kelihatan
sama sekali, malah yang terlihat adalah seorang Kumara (anak kecil), tangannya
menggenggam satu gulungan buku, lalu berkata pada Jiao Gong : “Bhiksu tua
berpesan padaku untuk menyerahkannya padamu, setelah anda berhasil menimbun
jasa dan memupuk kebajikan selama tiga tahun, lalu pulanglah meracik resep obat
ini lalu mengkonsumsinya dengan penuh tulus dan hormat, pasti akan ada anak
cucu yang mulia, menuruti keinginanmu dan terlahir di keluarga anda”.
Dan ternyata benar kemudian Jiao Gong
memperoleh seorang putra yang bernama Jiao Yuan-wai.
Namun sayangnya Jiao Yuan-wai malah
mempunyai putra yang tidak berguna, Jiao Yuan-wai menyesali dirinya mengapa
berkahnya bisa menyusut hingga tahap serupa ini, sehingga dia pergi menuju ke
Gunung Wutai; dia bertemu dengan Kumara (anak kecil) yang berkata padanya : “Bhiksu
tua mengajariku untuk menyampaikan pesan kepadamu, kata beliau, buat apa anda
datang bertanya kemari? Asalkan anda menuruti perbuatan ayah anda yang
bersungguh-sungguh menimbun jasa dan memupuk kebajikan, maka anak cucu keluarga
anda, meskipun yang semula dungu, dengan sendirinya akan berubah menjadi bijak
dan berbakat; yang semula miskin juga akan berubah menjadi berkecukupan”.
Jiao Yuan-wai berkata : “Yang miskin
akan berubah menjadi berkecukupan, ini adalah nasibnya; tetapi kalau yang
bodoh, ini adalah bawaannya sejak lahir, sifatnya memang sudah begitu, ini
merupakan hal yang tidak berdaya diubah lagi! Kenapa anda mengatakan bahwa yang
bodoh bisa berubah jadi bijak dan berbakat?”
Kumara menjawab : “Pada jaman dahulu
kala, pada masa akhir Dinasti Zhou, di Gunung Yan ada seorang yang bernama Dou
Yu-jun, memiliki lima putra, mulanya mereka terlahir dengan tubuh yang tidak
sehat; kemudian Dou Yan-shan (Dou Yu-jun kemudian namanya berubah menjadi Dou
Yan-shan), oleh karena dengan penuh ketulusan menimbun jasa dan memupuk
kebajikan, kelima putranya menjadi baik, bahkan berhasil meraih gelar sarjana,
ini merupakan peristiwa yang nyata adanya!”
Jiao Yuan-wai setelah mendengarnya,
berterimakasih pada Kumara dan pulang kembali ke rumahnya, mengerahkan segenap
kemampuan untuk menimbun jasa dan memupuk kebajikan, bahkan meyakini sepenuhnya
tanpa keraguan; setelah 20 tahun berlalu, bukan saja putranya bertambah, bahkan
semuanya menjadi bangsawan!
Analisa Lanjutan :
Orang masa kini mengetahui bahwa Dou
Yan-shan mempunyai lima orang putra, yang berturut-turut menjadi bangsawan
mulia. Tetapi mereka tidak tahu bahwa awalnya kelima putranya ini ada yang
mengidap penyakit kritis dan juga ada yang menderita cacat, kemudian dengan
mengandalkan sepenuhnya usaha Dou Yan-shan yang dengan penuh ketulusan menimbun
jasa dan memupuk kebajikan, barulah kelima putranya bisa sembuh, sehat dan
menjadi bangsawan mulia! Dari sini dapat dilihat bahwa mukjizat itu datangnya
begitu mudah; semoga setiap insan di dunia ini yang memiliki kemauan, hendaknya
memperteguh keyakinan hati yang menimbun jasa dan memupuk kebajikan, janganlah
sekali-kali merasa malas!
集福消災之道
(十七)
積德累功。
故事一:
紫虛元君說:「從前有位傅先生,從小就喜歡學道,他進入到焦山的石室之中。過了三年,忽然遇到了太極真人,給他一個木頭鑽子,要他用這個木鑽,去鑿穿一個很大的石頭。並且還提醒他說:『你若是用木鑽鑿穿了這塊大石頭,我就會來度你。』傅先生就不停的鑽,一直鑽了四十七年,大石頭忽然就穿透了,而太極真人果然就來度他。」要知道積功累德,雖然不在於鑽石頭,而是借著它來說明:人就是怕不去做,或是做了一半就中途停止!所以「有志者,事竟成」,傅先生鑽石頭,就是一個明顯的証明啊!
故事二:
宋朝的時候,鎮江有位太守名叫葛繁,每天都做幾件善事,四十年都不曾間斷過;有人向他請教,葛繁就說:「我並沒什麼奇妙的方法,只是每天做一、兩件利益別人的事情而已。」因而就用手指著座椅間的踏板說道:「如果這個踏板放的不正,就會碰傷人的腳;所以我就將它擺正;別人口渴了,我就請他喝杯水,這些都是利益人的事啊!從宰相到乞丐,也都能夠做到,但是一定要持之以恆,行之長久,才會得到真實的利益。」
故事三:
焦公,是東京人,因為焦家三代以來都是,(也就是元配所生的兒子)於是他就到各地經商,到處訪求高明之人,向他們求問其中的因果。後來遇到了一位年老的僧人,這位老僧就告訴他說:「沒有兒子的原因有三種。第一是祖宗和自己都沒有積功累德。第二是夫妻的年命,恐怕有犯了禁忌。第三是自己不保養精神,妻妾有血寒的毛病。」焦公就說:「積功累德,夫妻的年命,都可以受持;但是血寒的毛病,有什麼方法可以治呢?」老僧說:「這個不難,你只要先積功累德,然後再調養身體,三年以後,到五台山來,我會傳授異方給你。」焦公從此以後,就時時行方便,種種作陰功,這樣的積功累德過了三年,就逕自前往五台山去拜訪那位老僧。但是沒有遇到老僧,卻忽然見到一位行童,手裡拿著一卷書,就向焦公說道:「老和尚教我傳話給你,你積功累德三年圓滿之後,就回家合藥,至誠恭敬服下,必定會有富貴的子孫,隨著你的心念而降生在你家中。」後來焦公果然就生了焦員外。但是焦員外生的兒子就不肖,焦員外悔恨自己為何損德到如此的地步,也缺嫡子就逕自前往五台山;見到了行童,行童就說:「老和尚教我傳話給你,說你何必來問呢?但只要依照你父親焦公的所行,認真的積功累德,那麼家中的子孫,就是愚笨的,自然也會變為賢能;貧窮的,也會變成富有了。」焦員外說:「貧窮的,後來變成了富有,這自然是他的命;但是愚笨,是他的天性本來如此,這是無法改變的啊!你怎麼說愚笨的,能夠使他變為賢能呢?」行童說:「從前後周燕山的竇禹鈞,生有五個兒子,初生的時候,都是健康不佳,而且還形體不全;後來因位竇燕山至誠的積功累德,五個孩子都變好了,而且全都考取了功名,這是千真萬確的事實啊!」焦員外聽了之後,就向行童道謝返回家去,拼命的積功累德,而且深信不疑;二十年後,兒子不但有了好幾個,而且個個都是貴子啊!
【再析】
現在的人都知道竇燕山有五個兒子,都相繼的富貴榮顯。怎麼知道他這五個孩子初生的時候,都患有重病或是殘廢,後來全都是靠了竇燕山拼命至誠的積功累行,才能夠使五個孩子病癒,健康而榮耀顯貴啊!由此看來,天人感通是如此的容易;願天下有心人,務必要堅定自己積功累德的信心,千萬別懈怠啊!
【附記】
明朝袁了凡所做的家庭四訓,其中的積善篇,對於積功累德,有詳細的說明和舉例,想進一步了解學習的人,請參考淨空法師所演述的了凡四訓講記,又名修福積德造命法,本會並製作有國台語版廣播劇供參考。
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷一)