Risalah Balasan
Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 15 ~ Cerita
shì
|
dào
|
zé
|
jìn
|
fēi
|
dào
|
zé
|
tuì
|
||
是
|
道
|
則
|
進
|
,
|
非
|
道
|
則
|
退
|
。
|
Cerita 1 :
Pada jaman dahulu kala ada seorang
petani yang pernah terluka digigit harimau, bila ada orang yang mengungkit
peristiwa harimau melukai manusia, semua orang yang mendengarnya akan merasa
sangat mencekam; hanya air muka si petani yang perubahannya amat besar dan
berbeda dengan yang lainnya.
Harimau dapat melukai manusia, hal ini
diketahui oleh semua orang, namun orang yang belum pernah mengalaminya secara
langsung, hanya mendengar bahwa harimau melukai manusia, maka hanya merasa
takut saja. Sedangkan petani ini yang pernah mengalami langsung siksaan digigit
harimau, maka itu air mukanya mengalami perubahan besar, peristiwa mencekam
tersebut masih segar di kepalanya!
Analisa Lanjutan :
Menuruti apa yang diceritakan kisah di
atas, kita dapat mengetahui bahwa manusia yang masih berani melanggar Hukum
Alam, yang melawan hati nurani, yang mengandung duri dan bahaya, yang bukan
merupakan kebenaran, tetapi masih juga dilakukan, ini karena dia belum pernah mengalami
hukumannya! Apabila dia telah pernah mengalaminya
secara langsung, maka dia takkan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
kebenaran.
Cerita 2 :
Pada akhir periode Dinasti Han terdapat
seorang praktisi Ajaran Konfusius yang bernama Guan Ning, pernah bersama Hua
Xin bercocok tanam di sawah. Suatu kali ketika sedang mencangkul, Guan Ning
menemukan sebongkah emas, namun dia tidak meliriknya sama sekali; sedangkan Hua
Xin mengambil emas tersebut lalu dibuangnya ke pinggir.
Saat itu kebetulan sedang terjadi
kekacauan, Guan Ning harus mengungsi ke Liaodong; di Liaodong ada Gongsun-du
yang memperlakukan Guan Ning dengan sangat baik; namun Guan Ning tidak
menerimanya, lalu beranjak dan tinggal di pergunungan.
Suatu hari kerbau tetangga menginjak
rusak sawah Guan Ning; Guan Ning menggiring kerbau tersebut hingga ke rimba
untuk menggembalakan ternaknya, pemilik kerbau yang mengetahui hal ini, merasa
amat malu, lalu meminta maaf pada Guan Ning.
Perlahan-lahan wilayah yang dihuni oleh
Guan Ning, semakin ramai didatangi; maka itu Guan Ning mulai menceramahkan
ajaran, mengajarkan penduduk setempat tentang etika moral, kejujuran dan tahu
malu; sedangkan bagi pendatang yang tidak berniat belajar, maka Guan Ning takkan
berminat bertatap muka dengannya.
Tidak lama kemudian ajaran Guan Ning
menyebar ke seluruh pelosok di Liaodong, penduduk juga mulai terpengaruh oleh
moralitas Guan Ning, perlahan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat setempat
mulai berubah ke arah yang lebih baik.
Setiap kali Guan Ning bertatap muka
dengan Gongsun-du, hanya akan membahas hal-hal yang berkaitan denga etika
moral, takkan membahas hal-hal duniawi. Gongsun-du merasa Guan Ning sungguh
bijak dan berbakat, maka itu terus menetap di Liaodong selama 37 tahun.
Kemudian karena menerima titah dari
istana, dengan menumpang kapal kembali ke ibukota; di tengah perjalanan
tiba-tiba angin dan gelombang laut berubah menjadi ganas, kapal yang digulung
ombak hampir terbalik, pengemudi kapal juga sudah berteriak ketakutan dan
meminta pengampunan dosa, memohon penyelamatan dari Langit!
Saat itu Guan Ning yang sedang
menghadapi detik-detik yang mencekam, duduk dan berkata : “Saya, Guan Ning,
sepanjang hidupku pernah satu kali tidak mengenakan topi di pagi hari (pria zaman dulu harus memakai topi), tiga
kali bangun kesiangan, satu kali ke kamar kecil tanpa mengenakan topi,
sepanjang hidupku, kesalahan-kesalahan yang pernah saya langgar pasti hanya ini
saja!”
Kapal lainnya yang satu jalur dengan
kapal tumpangan Guan Ning, satu persatu sudah tenggelam ditelan ombak, namun
hanya kapal yang ditumpangi Guan Ning yang selamat; sampai di ibukota, Guan
Ning hendak diberikan jabatan tinggi, namun Guan Ning menolaknya; Hua Xin yang
hendak menyerahkan jabatannya kepada Guan Ning, namun Guan Ning juga tidak
menerimanya.
Guan Ning hidup hingga usia 84 tahun, bila
ada sanak saudara atau tetangganya yang hidup susah dan di rumah mereka sedang
kekurangan beras, Guan Ning pasti akan membagi berasnya buat mereka. Bila
bertemu dengan putra-putri orang lain, Guan Ning pasti akan menceramahkan
Ajaran Bakti kepada mereka; bertemu dengan murid orang lain, pasti akan menceramahkan
bagaimana menyayangi dan menghormati senior mereka; bertemu dengan pejabat atau
bawahan orang lain, pasti akan menceramahkan tentang kesetiaan.
Sosok dan wajah Guan Ning tidak hanya
mengandung rasa hormat, bahkan tutur katanya lembut dan ramah, dapat memanfaatkan
waktu dan tempat yang tepat untuk menuntun orang ke jalan yang benar, maka itu
dapat menyelamatkan orang banyak yang tak terhitung jumlahnya!
集福消災之道
(十五)
是道則進,非道則退。
故事一:
從前有位農夫曾經被老虎咬傷過,有人談起老虎傷人的事情,大家聽了都感到非常的震驚;惟獨這位農夫的臉色大變,和其他的人都不一樣。老虎會傷人,這是每個人都知道的事情,然而沒有親身經歷過的人,聽到了老虎傷人,所以只是一驚而已。而這位農夫親身受到了被老虎咬傷過的痛苦,所以才會臉色大變心有餘悸啊!
【再析】
根據這個故事,我們可以知道:就是人對於逆天理、拂人心、荊棘險巇,所謂非道的事情還會去做,就是他不曾真正的知道體驗過啊!若是他真正的知道體驗過,就決定不會去做「非道」的事情了。
故事二:
後漢的大儒管寧,曾與華歆一齊鋤地耕種,管寧有次鋤到了一塊黃金,連看都不看它一眼;而華歆卻拿起黃金,把它丟到一邊去。當時正逢亂世,管寧就避亂到遼東居住;遼東的公孫度對管寧非常的禮遇;管寧沒有接受,就住到山上;當時有很多人跟著管寧上山。有一次鄰居的牛,踏壞了管寧的田;管寧就把牛牽到了荒野看牧,牛的主人知道了這件事,感到非常的慚愧,並向管寧道歉。漸漸的管寧住的地方,人愈來愈多;於是管寧就開始講學,教化當地的人明禮義知廉恥;如果不是來求學的人,管寧就不跟他見面。管寧的教化,不久就風行了整個遼東,老百姓也都受到了管寧崇高道德的影響而移風易俗。管寧每次和公孫度見面,只是談有關道德方面的事,絕口不談世間的俗事。公孫度覺得管寧十分的賢能,就一直待在遼東卅七年。後來奉到朝廷的命令,乘船過海返回京城;這時候海上的風浪突然大作,船快翻了,船夫都呼天懺罪,希望老天救命!管寧這時正襟危坐說道:「我管寧一生當中,曾經有過一次早晨沒戴帽子,三次太晚起床,一次上廁所沒戴帽子,我一生所犯的過失,必定就只是這些了!」與管寧同行的其他船隻都沈沒了,只有管寧坐的船沒沈;到了京師,朝廷要授給管寧大中大夫的官職,管寧沒有接受;華歆則要把自己太尉的官位讓給管寧做,管寧卻也是向華歆懇辭。
管寧活到了八十四歲才去世,他生前所坐的木榻,與膝蓋接觸的地方,都已經穿了;因為管寧有五十年未曾箕股而坐啊!
有的親戚鄰居們,因為窮困而家中缺米,管寧則必定會分自己的米去救濟他們。管寧遇到了為人子女的,必定跟他說孝的道理;遇到了為人弟子的,必定跟他說悌的道理;遇到為人臣子的,必定跟他說忠的道理。管寧的容貌,不但恭敬,而且言語柔順,能夠因著事情而導人向善,所以能夠感化無數的人啊!
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷一)