Risalah Balasan
Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 3 ~ Cerita
shì
|
yǐ
|
tiān
|
dì
|
yǒu
|
sī
|
guò
|
zhī
|
shén
|
|
yī
|
rén
|
是
|
以
|
天
|
地
|
有
|
司
|
過
|
之
|
神
|
,
|
依
|
人
|
suǒ
|
fàn
|
qīng
|
zhòng
|
|
yǐ
|
duó
|
rén
|
suàn
|
|
所
|
犯
|
輕
|
重
|
,
|
以
|
奪
|
人
|
算
|
。
|
Cerita 1 :
Pada masa Dinasti Ming(1368-1644) di tempat yang
disebut Yizhou (sekarang adalah Taiyuan, ibukota dari Provinsi Shanxi), ada
seorang yang bernama Wang Yong-yu, memiliki moralitas yang tebal; dia adalah
pemuja Dewa Wenchang Dijun yang amat saleh. Bahkan bersama beberapa sahabatnya
membentuk sebuah perkumpulan. Setiap tahun baru tiba, mereka akan bergiliran
membangun altar pemujaan, lalu mengadakan upacara memohon berkah.
Diantara anggota perkumpulan mereka, salah satunya
bernama Yu Lin, orangnya berbakti dan mawas diri; banyak orang yang berdatangan
baik dari dekat maupun jauh untuk belajar padanya, menjadikan dia sebagai guru.
Ada lagi yang bernama Yu Cong-zhou, memiliki rupa yang tidak awam, memberi
kesan yang benar, berbakat tinggi, berlidah fasih dan trampil dalam bahasa dan
tulisan, semua orang amat menjunjung tinggi dua sosok berbakat ini.
Bertepatan dengan tahun baru pada masa pemerintahan
Kaisar Zhengtong (kaisar ke-6 Dinasti Ming yang memerintah dari tahun
1435-1449), Wang Yong-yu tiba lebih awal di Kelenteng Dewa Wenchang, bahkan
menginap di dalamnya. Malam harinya dia bermimpi, dalam mimpinya dia melihat
Dewa Wen Chang sedang memimpin sidang, para malaikat Cheng Huang berkumpul di
dalam ruang sidang, masing-masing memberi laporan kepada Dewa Wenchang,
menyerahkan daftar nama pelajar yang bakal lulus ujian di wilayah masing-masing
kepada Dewa Wenchang. Ada seorang malaikat yang memakai topi kekaisaran dan
berjubah merah, tangannya menggenggam sebuah buku yang tebal, mengantarnya ke
hadapan Dewa Wenchang, memohon agar Dewa Wenchang menyetujuinya.
Wang Yong-yu secara diam-diam bertanya pada
malaikat yang menggenggam buku tersebut : “Dari daftar pelajar yang akan lulus ujian
nanti, apakah untuk Provinsi Shanxi ada tercantum nama Wang Yong-yu, Yu Lin dan
Yu Cong-zhou?” Malaikat pembawa buku tersebut menjawab : “Tidak ada”.
Sejenak kemudian para Malaikat Cheng Huang berdiri
di kedua sisi ruangan sambil menunggu, malaikat yang berjubah merah maju ke
depan lalu bersujud sambil mempersembahkan buku kepada Dewa Wen Chang, Dewa Wen
Chang membaca satu persatu nama tersebut dan bagi nama yang akan lulus nanti
diberi tanda oleh Beliau. Kadang kala tampak Dewa Wen Chang akan
mempertimbangkan dengan lama namun juga tidak memberi tanda.
Lalu malaikat yang berjubah merah mengumumkan
petunjuk yang diberikan Dewa Wen Chang :”Ini merupakan pesan bagi para Malaikat Cheng Huang dari masing-masing
provinsi, agar segera memeriksa putra yang bermoralitas tebal yang berasal dari
keluarga yang menimbun jasa kebajikan tersembunyi, lalu laporkan nama mereka ke
sini, untuk ditukar dengan nama-nama yang belum disetujui oleh Dewa Wen Chang”.
Saat itu Wang Yong-yu bersembunyi di balik pilar
ruangan sidang, mendadak dia mendengar namanya dipanggil Dewa Wen Chang,
akhirnya Wang Yong-yu melangkah ke hadapan meja sidang Dewa Wen Chang dan
memberi penghormatan. Dewa Wen Chang berkata : “Daftar nama pelajar yang akan
lulus ujian merupakan catatan rahasia Langit, tidak boleh sembarangan disebar
keluar; tetapi karena kamu selama belasan tahun ini tidak pernah berubah,
begitu tulus melakukan pemujaan pada diriKu, maka itu memanggilmu kemari untuk
menjabarkannya padamu; kakekmu hidup bersahaja, tulus dan jujur serta mawas
diri; mandiri, tidak pernah menipu orang lain, maka itu sejak awal namamu sudah
tercatat sebagai peserta yang lulus ujian dengan rangking pertama, turut
menikmati pahala yang ditimbun oleh kakekmu.
Namun sayangnya setiap memanjatkan doa di hadapan
rupang Buddha dan Dewa, anda selalu memohon supaya dirimu bisa lulus ujian, dan
supaya penyakit istrimu yang bermarga Yang itu bisa cepat sembuh, lalu suami
istri bisa hidup harmonis sampai akhir hayat; sedangkan ibundamu yang sudah
lanjut usia, anda malah tidak pernah mendoakannya agar Buddha dan para Dewa
juga melimpahkan berkah buat beliau; karena alasan inilah sehingga namamu
digeser ke bawah jadi rangking 53, hendaknya kamu dapat memperbaiki tabiat dan
prilaku yang mementingkan diri sendiri, jangan lagi melawan hati nurani!”
Wang Yong-yu setelah mendengar penjelasan dari Dewa
Wen Chang, segera bersujud meminta pengampunan dari Dewa. Dewa Wen Chang
berkata lagi : “Teman satu perkumpulanmu yang bernama Zhou Ji, akan menjadi
kandidat rangking pertama lulus ujian se-provinsi dari daerahmu”.
Saat itu di dalam perkumpulan memang hanya Zhou Ji
yang merupakan insan yang paling pengecut, lagipula artikel karyanya merupakan
yang paling jelek dibandingkan dengan orang lain, setelah mendengar ucapan Dewa
Wen Chang, Wang Yong-yu merasa terkejut sekaligus heran; lalu bertanya apa
alasannya sehingga Zhou Ji bisa menjadi kandidat rangking pertama lulus ujian
se-provinsi.
Dewa Wen Chang menjawab : “Ayah dan kakek Zhou Ji
juga adalah orang terpelajar, tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan juga
tidak pernah melakukan perbuatan asusila, tiga generasi Keluarga Zhou selama
ini tidak pernah membicarakan keburukkan orang lain, juga sama sekali tidak
pernah menyebarluaskan kejahatan yang dilakukan orang lain; lagipula kakek
buyut Zhou Ji pernah menulis sebuah artikel yang bertujuan menasehati
orang-orang agar kembali ke jalan yang benar, dan berhasil mempengaruhi banyak
orang.
Maka itu generasi demi generasi Keluarga Zhou,
dengan kehidupan bersahaja, ketulusan, kejujuran, keheningan untuk menimbun
pahala, bila dihitung sudah berlangsung selama lebih dari 60 tahun lamanya. Ini
adalah kebajikan tersembunyi yang tertinggi, orang lain tidak mengetahuinya;
maka itu Kaisar Langit jadi lebih gembira, sehingga menurunkan berkah berlimpah
kepada tiga generasi Keluarga Zhou, dan kini Zhou Ji akan menjadi kandidat
rangking pertama yang lulus ujian se-provinsi, ini hanya permulaan dari berkah
yang dilimpahkan pada Keluarga Zhou!”
Wang Yong-yu bertanya lagi : “Lantas bagaimana pula
dengan sahabat satu perkumpulanku yang bernama Yu Lin dan Yu Cong-zhou, apakah
mereka akan lulus ujian?”. Dewa Wen Chang memeriksa daftar nama pelajar yang
akan lulus ujian untuk daerah Taiyuan, lalu wajah Dewa berubah jadi tidak
senang dan berkata : “Yu Lin seharusnya bisa lulus ujian, tetapi dia berpura-pura
berbakti pada ayahbundanya, juga sering berlaku kejam dan mengkritik orang
lain, tidak berbudi; berdusta dengan mengatakan bahwa dirinya adalah insan
mulia, maka itu namanya dihapus dari daftar, sehingga sepanjang hidupnya harus
miskin dan kecewa!”
Wang Yong-yu bertanya lagi : “Bagaimana dikatakan berpura-pura
berbakti pada ayahbunda?”. Dewa Wen Chang menjawab : “Yu Lin tampaknya berbakti
pada ayahbundanya, baik dari ucapan maupun prilakunya; tetapi di dalam hatinya
bukanlah sedemikian, hanya saja tidak ditampilkan keluar; di luar tampaknya
segala hal menuruti kehendak ayahbunda, namun sebenarnya tabiatnya makin hari
makin buruk, prilaku sedemikian hanyalah mengelabui diri sendiri dan orang lain.
Harus diketahui bahwa ucapan dan prilaku yang
munafik penuh kepura-puraan untuk mengelabui dunia demi meraih ketenaran, akhirnya
membuat Dewa jadi gusar, barulah menjatuhkan hukuman padanya.
Sedangkan Yu Cong-zhou, sebenarnya adalah orang
berbakat, usia 26 tahun seharusnya sudah bisa menjadi kandidat yang berhasil
dalam ujian negara, usia 36 tahun sukses berkarir, seharusnya bisa menjadi
pejabat kekaisaran, usia 45 tahun, mendapat promosi jabatan; usia 54 tahun
pensiun secara terhormat, hidup hingga usia 69 tahun, bahkan matinya tidak
susah dan meninggal dengan damai; tetapi oleh karena sejak usia 17 tahun, mulai
menyombongkan bakat yang dimilikinya, ucapannya juga sering mengandung
sindiran, suka bergurau dan mengejek orang lain; malaikat mencatat ucapannya
yang suka meremehkan orang lain, dan sudah melebihi dari 2470 kasus.
Oleh karena itu Langit menjadi marah, sehingga
mencatat kejahatan tersembunyinya di dalam
buku hitam, menghapus gelar sarjana yang seharusnya bisa diperolehnya; apabila
dia masih juga tidak tahu bertobat dan memperbaiki diri, setelah kesalahan yang
dilakukannya telah mencapai 3000 kasus, maka nyawanya akan segera dicabut. Bahkan
anak cucunya juga akan dijatuhi hukuman menjadi pengemis!
Oleh karena hanya ucapan yang tampaknya sepele saja,
tetapi dapat merusak keharmonisan antara Langit dan Bumi, juga telah melanggar
larangan para Dewa dan Malaikat, maka itu dosa yang diperbuat melalui ucapan
ini, adalah setara dengan karma buruk akibat membunuh dan berzinah, kalian
harus sangat mawas diri dan berhati-hati!”
Beberapa lama kemudian, Dewa Wen Chang melanjutkan
perkataanNya lagi : “Perbuatan asusila dan membunuh, serta karma buruk yang
dilakukan melalui ucapan, meskipun hanya melanggarnya sedikit saja, namun akan
ada buah akibatnya, ini tidak perlu dibahas lebih lanjut lagi!
Tetapi perbuatan asusila dan membunuh, dua jenis
karma buruk ini, orang yang tahu menyayangi dirinya sendiri takkan
melanggarnya, sedangkan menertawakan atau mengejek orang lain, di dalam senda
gurau ini menyimpan sebilah pisau tajam yang dapat melukai hati orang lain,
setelah kebiasaan ini menjadi tabiat, maka diri sendiri sulit untuk
menyadarinya; pada akhirnya sampai-sampai ucapan, wajah dan kelapangan hati,
menjadi makin tidak berbobot dan semakin tipis.
Dan semua karma buruk yang dilakukan melalui ucapan
ini, akan dicatat oleh malaikat, maka petaka dan musibah akan segera
menimpanya. Mulanya di dalam kehidupan bisa menikmati pahala yang besar, tetapi
sejenak kemudian jadi jatuh miskin, sungguh patut disayangkan!
Anda hendaknya menasehati manusia di dunia, supaya
menjalankan sila, sehingga Saya juga tidak perlu ragu saat membuat keputusan
atas daftar nama pelajar yang akan lulus ujian!”
Wang Yong-yu memberi hormat pada Dewa Wen Chang
lalu pamit. Pada saat itu genta di ruang sidang Dewa Wen Chang telah berbunyi,
Wang Yong-yu mendadak terbangun, ayam sudah berkokok tiga kali. Wang Yong-yu
yang masih berada di Kelenteng Dewa Wen Chang segera menghadap altar dan
bersujud tiga kali pada patung Dewa Wen Chang sebagai ungkapan terima kasih,
lalu mengambil pena dan mencatat seluruh peristiwa yang terjadi di dalam
mimpinya barusan.
Kemudian ketika musim gugur tiba dan pengumuman
ujian dikeluarkan, ternyata benar Zhou Ji berhasil lulus dalam ujian
se-provinsi Shanxi dengan rangking pertama. Maka itu Wang Yong-yu membeberkan
mimpinya kepada umum lalu menyebarluaskan tulisannya, untuk memberi peringatan
keras pada manusia di dunia.
Cerita 2:
Pada masa Dinasti Song ada seorang Master Dhyana
yang bernama Guang Xiao-an, saat memasuki samadhi, melihat ada dua orang Bhiksu
yang sedang bercengkerama; saat permulaan, ada para Dewa yang mengelilingi
mereka memberi perlindungan, bahkan sambil mendengar perbincangan mereka;
tetapi lama kelamaan para Dewa mulai membubarkan diri dan beranjak pergi.
Sejenak kemudian ada banyak setan jahat yang datang
mengitari mereka sambil meludahi dan memarahi mereka, bahkan menggunakan sapu
untuk menyapu jejak kaki mereka di jalan yang pernah mereka lewati; ini
dikarenakan pada waktu permulaan kedua Bhiksu ini sedang membahas Buddha
Dharma; tetapi kemudian topik pembicaraan mulai beralih membicarakan orang
lain, akhirnya mulai membahas tentang keuntungan dan ketenaran.
Hendaknya diketahui bahwa anggota Sangha membahas
tentang hal duniawi, akan membuat setan dan malaikat merasa gusar dan marah; apalagi
jaman sekarang, perbuatan yang dilakukan manusia baik melalui pikiran, ucapan
dan tindakan, bukan hanya sebatas ini saja! Tindakan mereka saja telah
mengundang amarah dari setan dan malaikat, bagaimana pula tindakan orang masa
kini? Bila dipikirkan maka sungguh mengerikan!
集福消災之道
(三)
是以天地有司過之神,依人所犯輕重,以奪人算。
故事一:
明朝沂洲(也就是現在的山西太原),有位叫王用予的人,為人厚道穩重;他平日事奉文昌帝君非常的謹慎恭敬。並且與幾位好友在里中結了一個社團。每年的元旦,大家就輪流負責建醮壇,在雲中山頂上的文昌帝君行宮祈福。社中有位叫俞麟的人,為人以孝順謹慎著稱;遠近都有許多人來向他求學,拜他為老師。又有位叫郁從周的,相貌非凡,氣宇軒昂、才高八斗,口才文筆更是一流,大家都非常的推崇佩服這兩位才子。
正統辛酉年的元旦這天,王用予提早先到了文帝行宮,並且住在裏面。晚上他作了一個夢,夢到文昌帝君正在升殿,天下的城隍都齊集在殿上,向帝君彙報鄉試錄取的名單。有位戴著朝冠穿著紅袍的神,手中抱著一本很大的冊子,呈送到帝君面前,請帝君簽名批准。王用予就偷偷的問抱冊子的神說:「山西省的錄取榜單中,有沒有王用予、俞麟、郁從周這三個人的名字?」抱冊神說:「沒有。」過了一會,諸位城隍都退下來在旁等候,那位穿紅袍的神就抱著冊子上殿,跪著將冊子呈送給帝君看,帝君一一的批閱,在每位錄取者的名字下面畫了一個押。有時候帝君也猶豫了很久都不畫押。紅袍神就宣佈帝君的指示說:「仍然交付各省的城隍,儘速的查明積陰德的家中仁厚的兒子,將他們的名字陳報上來,以替換榜冊中未經帝君批准的名額。」這時候王用予隱藏在殿旁的柱子下面,忽然聽到殿內傳來,王用予入殿晉見帝君的呼喚聲;王用予匍匐在殿階下,被召喚到帝君的座前,進謁帝君。帝君說:「功名的事情,是天庭秘密的記錄,不可以輕忽的洩密;因為你十餘年來如一日,事奉我十分的至誠懇切,所以把你召來為你分析;你的祖父非常的樸實嚴謹,自食其力,從來沒有欺負過人,早就已經註記你為鄉科的前榜,以彰顯你祖父忠厚傳家的果報。又因為你平生遇到神佛就都稽首,但是都是默求你自己的功名能夠如意,和你妻子楊氏的病能夠痊癒,夫妻能夠白頭偕老;而你那年老的母親仍然在堂,你卻從來沒有替她祈求神佛保佑;因為這個緣故,把你的功名降了二級,所以你中在下榜的五十三名;你應該要改變這種自私的心態和行為,不要再觸犯天心了啊!」王用予聽了帝君的分析,一直向帝君叩頭謝罪。帝君又講:「跟你同社的周吉,是今科本省的解元。」當時社中的成員,惟有周吉為人最為恂懦,而且學問文章也比別人差,王用予聽了之後,感到相當的驚奇愕然;因此就向帝君叩問周吉考中今科解元的原因。帝君說:「周吉的父親和祖父都是讀書人,從來沒有一字入公門涉訟,也從來沒有犯邪淫,周家祖孫三代以來,都未曾說過一次別人的短處,暴露過別人的一件惡事;而且周吉的曾祖父,曾經作過百忍說這篇文章,來勸化世人,也因此而感化了不少人。所以周家的父子祖孫,以簡單樸實靜默在培植福報,已經有六十多年了,這是最上的陰德,別人都不知道;上帝因而特別的嘉許,已經註記昌盛周家的三代,現在周吉中了本省的解元,這只是周家福澤的開始而已啊!」王用予再向帝君叩頭問道:「跟我同社的俞麟、郁從周,不知道他們兩位考中了沒有?」帝君就檢視查閱太原讀書人的名冊,臉上現出不高興的樣子說道:「俞麟本來應該可以考中一科,但是因為他侍奉雙親,犯了腹誹的過失,又經常刻薄的批評他人,不近情理;更妄言自命為君子,所以才除去他的科名,使他終身窮途潦倒!」王用予再請問帝君說:「什麼叫做事親腹誹?」帝君說道:「俞麟對他的父母,雖然在言語舉動上,露出服從孝順的樣子;但是在他的內心,則是不以為然,只是勉強的不露聲色而已;外表上好像事事都順從父母,而他的真性卻是一天一天的遠離了,這種自欺欺人偽裝出來的孝順,簡直就是把雙親視同路人一樣啊!要知道以欺騙虛偽的言行來欺世盜名,最是觸怒神明了,所以才懲罰他。至於郁從周,本是天縱的英才,二十六歲就該中進士,三十歲出頭,應該做到中丞的官位,四十五歲晉升為大司空,而且還兼領司農司寇的職務;五十四歲在少保的職位上退休,活到六十九歲,並且得到善終;但是因為他從十七歲入學以後,就恃才傲物,言語間經常的諷刺譏彈,語帶雙關的戲謔調侃他人;陰間記錄他輕薄的口過,已經滿了二千四百七十餘條了。上帝因而震怒,已經將他記註在陰惡的黑籍中,除去他命中所有的功名;倘若他仍然不知道悔改,到滿了三千條過失,就要奪掉他的壽命了。並且還要處罰他的子孫淪落為乞丐啊!因為這些輕薄的口過,會傷了天地間的和氣,也觸犯了神明的忌諱,所以這種口業的罪過,與殺生和邪淫的罪過相等,你們可要特別的謹慎小心啊!」過了很久,帝君又再指示說道:「邪淫、殺生、口過的惡業,就是犯了絲毫一些,也會有果報的,這就不需要再說了!但是邪淫、殺生這兩種的惡業,自愛的人,就會知道禁戒不犯,至於口頭上的訕笑,隨意的譏彈諷刺,這種笑裏藏刀隱匿賊害他人之心,養成習慣之後,就會很難自己覺察了;最後竟然連言語容貌和心胸,全部變成輕薄了。而這些口惡,也全都被鬼神記錄下來,所以凶煞惡事,也就跟隨而來了。本來命中該享有極大福報,一下子就轉變成貧窮下賤的命了,實在是太可惜,也太可怕了啊!你應當廣勸世人,要以此為戒,不要再煩我在簽榜的時候,大費周章,猶豫不決啊!」王用予就向帝君再拜而退。這時候文帝行宮的大鐘已經響起,王用予因而驚醒,外面的雞,也已經叫過三次了。王用予於是就到行宮叩謝了文昌帝君,就拿起筆來,記下了這個夢境。等到秋天開榜時,周吉果然考中了山西省的第一名。王用予因而就將這個夢境的記錄公諸於世,用來警惕世人。
故事二:
宋朝的光孝安禪師,在入定的當中,看見了兩位僧人在講話;最初的時候,有天神在旁擁護,並且還傾聽他們的談話;久而久之,天人就散去了。過了沒多久,就有惡鬼在旁邊吐口水罵他們,而且還用掃帚去掃他們兩人走過的足跡;這是因為兩位僧人開始的時候,在談論佛法;接著就閒話家常,最後則是談論名聞利養。須知出家人談論世間的事情,尚且被鬼神討厭、責怪;況且現在,世人身、口、意三業的行為,更有不止如此的啊!那麼他們被鬼神的責備,又是當如何呢?想起來真是令人畏懼啊!
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷一)