Risalah Balasan
Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 9 ~ Cerita
suàn
|
jìn
|
zé
|
sǐ
|
|
算
|
盡
|
則
|
死
|
。
|
Cerita :
Pada jaman dahulu kala ada seorang
lansia, setelah meninggal dunia menghadap Raja Yama, dia menyalahkan Raja Yama
yang tidak memberitahunya lebih awal agar dia memiliki persiapan. Raja Yama
berkata : “Mata anda sudah kabur, ini adalah surat pemberitahuan pertama yang Saya
kirim kepadamu! Telingamu sudah tuli, ini merupakan surat pemberitahuan kedua
yang Saya kirim kepadamu! Gigimu yang sudah rusak, ini adalah surat pemberitahuan
ketiga yang Saya layangkan padamu!
Kondisi tubuhmu yang semakin melemah,
tidak tahu sudah berapa pucuk surat pemberitahuan yang sudah Saya layangkan
pada dirimu, kenapa mengatakan bahwa Saya tidak memberitahumu sejak awal?”
Ada lagi seorang lansia lainnya yang
setelah meninggal dunia menghadap Raja Yama, juga menyalahkan Raja Yama : “Mataku
masih terang, telingaku masih jernih, gigiku masih tajam, tubuhku masih kuat,
tapi sudah diundang Raja Yama, kenapa bukan terlebih dulu menulis surat
pemberitahuan padaku?”
Raja Yama menjawab : “Saya juga sudah
melayangkan surat pemberitahuan padamu! Apakah anda tidak melihat tetangga-tetangga
anda, ada yang baru berusia 30 atau 40 tahun sudah meninggal dunia, bahkan ada
juga yang baru berusia 10 atau 20 tahun sudah meninggal dunia; bahkan ada lagi
bayi yang baru berusia seminggu atau anak kecil sudah meninggal dunia; semua
ini adalah surat pemberitahuan yang Kulayangkan padamu!”
Maka itu dikatakan bahwa kehidupan
manusia tidak kekal! Ibarat embun di pagi hari, begitu sehela nafas tak
kembali, maka tubuh ini akan segera menjadi mayat! Di dalam “Sutra 42 Bagian”
tercantum bahwa Buddha Sakyamuni bertanya pada siswa-siswaNya : “Berapa lama
usia manusia?”. Ada siswa yang menjawab : “Usia manusia hanya berlangsung
beberapa hari saja”. Buddha menjawab : “Anda masih belum mengetahuinya!” Buddha
bertanya lagi pada seorang siswa lainnya, siswa tersebut menjawab : “Sesingkat
waktu makan”. Buddha berkata : “Anda juga masih belum mengetahuinya!”
Buddha bertanya lagi pada seorang siswa
lainnya, siswa ini menjawab : “Nyawa manusia terletak pada sehela nafas!”
Buddha berkata : “Bagus sekali! Bagus sekali! Anda sudah mengetahuinya!”
Penutup :
Pada masa Dinasti Yuan ada seorang
Master Dhyana yang bernama Tian Ru, berkata bahwa Hyang Buddha muncul di dunia
ini adalah demi urusan besar kelahiran dan kematian diri kita masing-masing. Yang
juga disebut dengan “sewaktu hidup tidak mengetahui darimana berasal, setelah
mati tidak tahu harus menuju ke mana”, ini adalah masalah besar!
Jika begini lahirnya maka begini pula
matinya, maka seluruh permukaan alam ini juga bisa dikendalikannya! Tetapi
sejak jaman dahulu kala hingga sekarang, tidak ada satu orang pun, yang tidak
ditelan bulat-bulat oleh lautan samsara; tidak perlu membahas begitu jauh,
lihat saja kehidupan anda sendiri, mengenang kembali 10 atau 20 tahun silam,
kerabat dan teman anda, yang sudah meninggal dunia, sudah berapa banyak.
Juga jangan dulu membahas orang lain, coba
amati diri anda terlebih dulu! Umpamanya anda menganggap bahwa tubuh ini adalah
“aku” yang sebenarnya, sejak pagi hingga malam, dengan berbagai cara untuk
merawat dan melindunginya; tetapi jasmani anda ini juga tidak bisa bertahan,
perlahan juga akan mengalami penuaan! Tak terasa hari ajal telah tiba; saat itu
yang ada hanyalah kepanikan, serupa dengan kepiting yang direbus ke dalam air
mendidih, begitu tersiksanya!
Dalam keseharian ibarat ksatria yang
gagah, namun kini sudah hilang ke mana? Lagi pula setelah mati, tubuh akan
berubah jadi rusak, jorok dan berbau busuk, sanak keluarga saja tidak tahan,
meskipun itu adalah orang yang paling dekat dengan anda sekalipun, anak cucu
anda sendiri, juga tidak sudi melirik sekejab ke arah jasad anda.
Jalinan kasih sayang yang biasanya ada
dalam kehidupan keseharian, kini ada di mana? Oleh karena alasan inilah maka
guru sesepuh berkata bahwa manusia jika sehela nafasnya tak kembali, maka sudah
serupa dengan debu dan tanah!
Jalan yang akan ditempuh di hadapan
adalah jauh dan kelam, tidak tahu ke mana harus menuju; hanya begini saja lalu
mati dan dibakar, sungguh memprihatinkan! Apalagi setelah mati masih harus
mengikuti karma yang telah diperbuat diri sendiri menerima pembalasan, ini
barulah masalah penting!
Apa yang dimaksud dengan mengikuti
karma yang telah diperbuat diri sendiri menerima pembalasan? Yakni segala
tindakan anda dalam keseharian, tidak ada yang bukan merupakan karma! Asalkan
ada karma maka ada buah akibatnya! Harus diketahui bahwa buah akibat adalah ibarat
bayangan yang mengikuti dirinya.
Meskipun tubuh kasar ini sudah mati
namun kesadaran (vijnana) mungkin terjatuh ke neraka atau mungkin jatuh ke alam
setan kelaparan atau jatuh ke alam binatang, berputar di lingkaran tumimbal
lahir, sehingga mengalami penderitaan yang tak terhingga dan tiada batas
ujungnya!
Maka itu bila menyinggung tentang
masalah besar kelahiran dan kematian, ksatria baja juga akan berputus asa! Oleh karena alasan ini, Buddha maha maitri
maha karuna, menasehati kita agar melatih diri, melenyapkan khayalan dan
bentuk-bentuk pikiran yang tak terkendalikan; mengenali bahwa diri sendiri barulah
merupakan majikan yang sesungguhnya, mengenali jiwa sejati.
Maka itu selagi masih memiliki
kesempatan, lekaslah menjadi insan yang mensucikan pikiran dan membebaskan diri
dari tumimbal lahir!
集福消災之道
(九)
算盡則死。
故事:
從前有一位老人,死後見到了閻王,就責怪閻王不提早寫信通知他。閻王說:「你的眼睛花了,就是我寫給你的第一封信啊!你的耳朵聾了,就是我寫給你的第二封信啊!你的牙齒壞了,就是我寫給你的第三封信啊!你的身體日益的衰弱,我不知道已經寫了多少封信通知你,怎麼還說我沒有寫信通知你呢?」又有一位少年死了以後,見到了閻王,也責怪閻王說:「我的眼睛明亮,耳朵聰敏,牙齒銳利,身體強壯的很,閻王你招我來,為何不事先寫封信通知我呢?」閻王回答說:「我也有寫信通知你啊!你沒有看見你家東邊的鄰居,有卅、四十歲就死的,西邊的鄰居有一、二十歲就死的;而且更有週歲的嬰兒,或是小孩就死的;這些都是我寫給你的信啊!」所以說人命無常啊!就像是早晨的露水一樣,只要是一口氣上不來,這個身體就成了軀殼了!四十二章經裡面講道:佛問他的弟子:「人命在多久之間呢?」有位弟子回答說:「人命在數日之間。」佛說:「你還不知『道』啊!」佛再問另一位弟子,弟子回答道:「在飯食之間。」佛說:「你也不知『道』啊!」佛又再問一位弟子,這位弟子回答道:「人命在呼吸之間啊!」佛說:「善哉!善哉!你知『道』啦!」
【嘉言】
元朝姑蘇師子林的天如禪師曾說:「佛祖出現在這個世間,單單只是為了我們每一個人,各各自己腳跟下的一段生死大事啊!也就是所謂的「生不知從何而來,死不知往那裡去」這個大事啊!如果是這樣的生,這樣的死,盡大地都會被他籠罩了啊!而從古以來,沒有一個人,不是被生死的大海給吞卻了;且莫說從古以來,就只說從你有生以來,回想十年二十年前,你的親戚朋友,已經死去了多少。先別說他人,只說你自己吧!現前假借地水火風這個四大色身,虛妄的認為,這個色身就是我;從早到晚,用種種的方法愛護他,用種種的東西資養他;而他卻是念念不停的遷謝,漸漸的消殞了啊!不知不覺,臘月三十臨命終的日子就到來了;這個時候,只覺得手忙腳亂,與落湯的螃蟹一樣的痛苦啊!平日英雄的豪情壯志,如今都到那裡去了?而且死了以後,身體顏色開始變壞,又臭又髒,直教人受不了,雖然有至親骨肉,這個時候,也不肯正眼的看你啊!平生所謂的恩愛情義,現在又到那裡去了呢?因為這種緣故,所以祖師說道:人若是一息不來,便如同灰塵土壤一樣了啊!前路是一片的茫茫,不知道何去何從;就只這麼的死了燒了,實在是可憐!更何況是死了以後,還要隨著自己所造作的業而受報,這才是要緊的事啊!那麼什麼叫做隨業受報呢?就是你平生的所作所為,無不是業啊!只要有業,便會有果報啊!要知道果報是隨著業力而來,就如同影子跟隨著形體一樣。這個身體既然已經死了,然而這個識神,則或是墮入了地獄,或是墮了餓鬼,或是墮入了畜生當中,輾轉的輪迴去了,因此而受到了無量無邊的痛苦啊!這個是受報的境界,那個是生死的業根;而所謂的業根,就是在你現前的一念心啊!你從無始以來,因為貪瞋癡,無明煩惱,妄想狂心,接觸到外境,遇到了外緣,就隨著聲塵,追逐著色塵,使得你七顛八倒,無業不造;這便是你生死輪迴的根本啊!所以想到生死的大事,就是鐵漢也會感到灰心啊!因為這個緣故,佛祖就廣運慈悲,大發哀憫,教你學佛修行,參禪學道,令你掃除妄想狂心;認取自己的主人翁,識取父母未生前的本來面目。所以要趁著眼光腳健,趕緊做個清淨解脫的人啊!
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷一)