Risalah Balasan
Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 33 ~ Cerita
suǒ
|
wèi
|
shàn
|
rén
|
|
所
|
謂
|
善
|
人
|
。
|
Cerita 1 :
Li Wen dari Dinasti Song
menangani kasus dengan adil dan harum namanya, setelah berusia lanjut dan
pensiun, oleh karena bertepatan dengan Festival Lampion maka istana kekaisaran
mengadakan Pesta Lampion. Kaisar Song Tai-zong mengutus tandu untuk menjemput
Li Wen ke istana, bahkan khusus mengatur agar dia duduk di samping kaisar,
bahkan kaisar sendiri yang menuangkan arak ke dalam cangkir Li Wen dan
memilihkan buah yang bagus buat dirinya sambil berkata : “Anda benar-benar
merupakan seorang insan bajik nan mulia! Dua kali mengemban tugas sebagai
perdana menteri, belum pernah menyakiti orang dan mencelakai makhluk hidup, ini
merupakan alasan mengapa Beta selalu mengenang dirimu!”
Setelah Li Wen pulang
rumah, memberi nasehat dan memotivasi putranya : “Meskipun sepanjang hidupku
tidak memiliki jasa besar yang dapat menghebohkan dunia dan masyarakat; kemudian
saya juga tidak pernah menutupi kebajikan yang dilakukan orang lain,
menghalangi promosi jabatan orang lain, saat berada sendirian dan tidak ada
orang lain di sampingku, juga takkan mengelabui diri sendiri; ketika menangani masalah
orang lain, menaati dan menggunakan prinsip moralitas dan menunaikan kewajiban
diri sendiri; empat butir hal ini, saya masih yakin bahwa diriku tidak
melanggarnya; hari ini Yang Mulia di hadapan banyak pejabat memujiku sebagai insan
bajik nan mulia; harus diketahui bahwa yang disebut dengan insan bajik nan
mulia, bahkan Konfusius berkata bahwa beliau sendiri juga belum pernah menemukannya!
Siapa pula diriku ini?
Bagaimana mungkin berani menyandang sebutan insan bajik nan mulia? Kalian
seharusnya ingat bahwa ucapan Paduka pada diriku merupakan pujian dan
penghargaan yang melampaui batas, berusahalah untuk mengamalkan empat butir hal
yang baru saya sampaikan tadi, dengan demikian terhadap kaisar barulah
merupakan kesetiaan sepenuhnya; terhadap ayahbunda merupakan bakti sepenuhnya;
dengan landasan ini membina diri (mengembangkan moralitas diri) dan membangun
keluarga, menangani urusan dan memperlakukan orang lain, dengan demikian takkan
memalukan ayahbunda!”
Putra Li Wen yang bernama
Zong`E mengikuti ajaran ayahandanya, kemudian berhasil menjadi insan yang harum
dan tersohor namanya pada kala itu.
Cerita 2 :
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644)
di Provinsi Jiangsi, terdapatlah seorang yang bernama Zou Zi-yin merupakan
seorang pemeluk Ajaran Buddha yang saleh, giat melakukan segala jenis
kebajikan; setiap kebajikan untuk menolong orang lain dari bencana dan
kesusahan, atau hal-hal yang dapat membantu orang lain agar bisa berhasil,
meskipun dalam kondisi cuaca dingin membeku, atau mentari yang terik, namun
kobaran semangatnya tetap membara takkan padam, maka itu orang-orang
menyebutnya sebagai insan berkebajikan besar.
Setelah Zou Zi-yin
meninggal dunia arwahnya jatuh ke Neraka dan tiba di hadapan Raja Yama, di
dalam hatinya sungguh merasa tidak adil; Raja Yama segera memerintahkan hakim
untuk membuka buku catatan kebajikan dan kejahatannya, begitu buku dibuka maka
segera muncul aksara besar “ketenaran” dan “keuntungan”.
Setiap kebajikan yang
dilakukan Zou Zi-yin sepanjang hidupnya, jika tidak dimasukkan ke dalam
kategori “ketenaran”, maka termasuk dalam kategori “keuntungan”. Saat itu Zou
Zi-yin baru merasa malu dan menerimanya.
Kemudian dia diberikan
kesempatan kembali lagi ke dunia untuk menyampaikan pemberitahuan : “Tolong
sampaikan pesanku ini kepada insan yang berbuat kebajikan di dunia ini,
haruslah menggunakan ketulusan hati yang sepenuhnya dalam melakukan kebajikan;
bahkan harus menyapu dasar hati hingga sebersih-bersihnya, jangan sampai
menyerupai diriku, membawa serta niat yang menghendaki ketenaran dan keuntungan
dalam melakukan kebajikan!”. Setelah menyelesaikan ucapannya, lima hari
kemudian, Zou Zi-yin meninggal dunia.
Sahabat baiknya, Tang Shi berkata : “Saya amat
memahami Zi-yin, mungkin dia tidak bisa menghindari keinginan untuk terkenal,
namun mengenai keuntungan, Zi-yin adalah orang yang tidak kikir, bagaimana
mungkin pada akhirnya malah berubah menjadi suka akan keuntungan?
Hal ini pasti bermula
dari kegiatannya mengumpulkan dana dari orang banyak untuk melakukan kebajikan;
niat awalnya juga adalah demi kebajikan, tetapi setelah dana yang terkumpul
jumlahnya banyak, dia jadi memiliki kesempatan untuk mengambil dan menggunakan
uang dana tersebut sehingga melakukan pelanggaran; mulanya dia hanya berpikir :
“Saya hanya meminjam sementara saja”. Namun lama kelamaan setelah meminjam sudah
tidak dikembalikan lagi!
Inilah jerih payah Zou
Zi-yin melakukan kebajikan sepanjang hidupnya, sehingga akhirnya memperoleh
hasilnya yakni ketenaran dan keuntungan. Dari sini dapat dilihat bahwa Alam
Baka dapat memaparkan dosa-dosa manusia yang terselubung. Saya dapat memahami maksud
dari Zou Zi-yin, maka itu barulah saya menjelaskannya. Maka itu menasehati para
insan yang berbuat kebajikan di dunia ini, dalam beramal janganlah ada
kemelekatan, mengikuti jodoh yang ada memberi manfaat bagi masyarakat, ini merupakan
kebajikan pertama.
Hati yang tidak
mengharapkan pamrih, untuk menolong dan mencabut penderitaan para makhluk,
menasehati setiap insan untuk memperbanyak melakukan kebajikan, ini merupakan
kebajikan kedua. Memperbanyak kebajikan tersembunyi, memohon agar diri sendiri
setelah meninggal dunia jangan sampai jatuh ke tiga alam penderitaan menjalani
siksaan, maka ini adalah kebajikan ketiga.
Bila berbuat kebajikan
tetapi masih ada sebersit niat ingin terkenal, maka ini adalah pikiran yang
salah! Apalagi jika ada niat serakah, memasukkan dana amal ke dalam kantong
pribadi, maka kelak jatuh ke Neraka, ibarat lesatan anak panah yang dilepas
dari busurnya, begitu cepatnya, bagaimana tidak merasa takut?”
集福消災之道
(三十三)
所謂善人。
故事一:
宋朝的李文正公名昉,年老退休之後,因為元宵節皇宮裡面舉辦燈會,宋太宗就派了轎子來迎接他入宮,並且安排他坐在太宗的旁邊;太宗還親自為他斟酒,親手挑選好的果實賞賜他,並且對他說:「你真正是一位善人君子啊!兩次擔任宰相的職位,從來都沒有傷人害物之心,這就是朕想念你的原因啊!」文正公回家之後,就訓勉他的兒子說:「我這一生雖然沒有建立什麼奇功偉績,可以驚世駭俗;然而我從來沒有遮蔽別人的善行善事,阻撓別人的升遷,縱然在沒有旁人看到的地方,也不會欺騙自己;為人處世,謹守著道德的標準和自己的本分;這四件事情,我還有把握算是自己沒有違反;今天承蒙聖上在許多大臣的面前,稱讚我為善人君子;要知道所謂的善人君子,連孔子尚且都說還沒有見到過啊!我是什麼人呢?怎麼敢承當這個善人君子的稱呼呢?你們應當記著聖上對我過譽獎勵的話,努力實踐我剛才所說的四件事情;這樣對於君王來說,就是盡忠;對於父母來說,就是盡孝;以此來修身齊家,處世待人,或許就可以做到了無忝所生啊!」他的兒子宗諤,恪守著他的教訓,為當時天下頗有名望的聞人。
【再析】
要知道所謂的善人,簡單的說,就是止惡行善;若是講到極處,可以証得聖人的果位,或是修成神仙,也都是這個善念的擴充而已!
故事二:
明朝江西鄒子尹,是一位非常崇敬信仰三寶的佛教徒,他辛勤的從事各種的善事;凡是救濟別人患難,或是成就人家的好事,雖然是天寒地凍,或是大熱的太陽,他都是赴湯蹈火在所不辭,因此大家都稱他為大善人。鄒子尹病死之後,來到閻王面前,心裡很不服氣;閻王就命令判官,將他的善惡冊子打開來給他看,冊子一打開,就有名利兩個大字。凡是鄒子尹一生當中所做的善事,不是記在「名」字下面,就是記在「利」字下面,鄒子尹這時候才覺得慚愧服氣。他死後復甦,告訴別人說:「請你們幫助我告世間做善事的人,一定要用真誠心,切切實實的做善事;而且要把自己的心地掃除的乾乾淨淨,絕對不要像我一樣,帶著名利心去做善事啊!」說完之後,再過了五天,鄒子尹就死了。他的好朋友,唐時說道:「我對子尹非常的了解,他為人或許免不了好名;至於利,子尹則是一個輕財仗義的人,怎麼到了最後,卻變成了好利呢?一定是他居間請託眾人幫助行善;起初的念頭,也都是為了要做善事而發的願,等到錢財到手之後,他就犯了偶然挪用善款的弊端;開始的時候說:『我只是暫時的借用一下而已。』後來日子久了,竟然就變成假借不還了!這就是鄒子尹辛勤勞苦一生的行善,僅博得了名利兩個字的結果。由此可見,陰間往往會揭發人們隱蔽曲折的罪惡,道理就是在此。我能夠體會子尹他的意思,所以才為他解釋說明。因此告世上做善事的人,行善要無為而為而無所不為,隨著機緣而利益蒼生,這樣才是最上等的善。沒有求回報的心,去救拔苦難的眾生,勸人廣行善事,這是第二等的善。廣積陰德,求自己死後不要墮入三惡道中受苦,這樣就是第三等的善了。行善若是有一絲毫為名的念頭,便是錯了路頭啊!若是更有一絲毫的貪念,把善款放進了自己的口袋中,那麼將來墮入地獄,就會像箭一樣的快速,能不害怕嗎?」這裡特別記載這個故事,就是希望以後願意做善事的人,能夠明白其中的道理,而且要認真的照做啊!
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷二)